Archive for Oktober 2016



V

Prinsip-prinsp Dasar Akuntansi
Berikut lima prinsip dasar akuntansi yang dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan, agar laporan keuangan disusun berdasarkan prosedur dan prinsip akuntansi.

Prinsip dasar akuntansi mendasari akuntansi dan seluruh laporan keuangan.Prinsip akuntansi dijabarkan dari tujuan laporan keuangan, postutat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi, serta sebagai dasar pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan keuangan. Ada lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:

1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi.Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis.Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva.utang, modal, dan biaya.
Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi.Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas.Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya.Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.

2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
            Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain.Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa.Yaitu saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima.

3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode.Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan.
Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan prinsip ini.juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya.Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan.Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.
Biasanya biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan.
Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya.Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya.Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.

4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
            Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai.Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

5. Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)
Prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
• Catatan kaki/footnote.
• Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu.
• Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
• Prinsip akuntansi yang digunakan.
• Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan lain-lain.
• Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
• Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.
• Kontrak-kontrak pembelian, kontrak-kontrak penting lainnya, adanya option atau warrant untuk saham dan lain-lain. Keterangan tambahan yang dibuat sebagai lampiran laporan keuangan biasanya digunakan untuk menunjukkan perhitungan-perhitungan detail yang mendukung suatu jumlah tertentu, atau menunjukkan informasi-informasi keuangan berdasarkan indeks harga (price level adjustment).
Berdasarkan dari penjelasan tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa prinsip akuntansi dapat dijadikan pedoman bagi pengusaha dalam pembuatan laporan keuangan.Hal ini untuk menjadikan laporan keuangan yang dihasilkan atas dasar prosedur akuntansi dan disesuaikan dengan peraturan dari prinsip akuntansi yang ada.
Sumber :
*) PengusahaMuslim.com dan PT. Zahir International.
         SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
         DONASI hubungi: 087 882 888 727
         Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496

Akuntansi Part 3

Posted by : Unknown 1 Comment


II
Kegunaan akuntansi
Menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakan
maupun pihak-pihak diluar perusahaan. Kegunaan ini berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban.
Informasi akuntansi sangat potensial untuk dilaporkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan,
seperti: manajer perusahaan, pemilik, kreditur, pemerintah, analisis keuangan dan
karyawan.


          Manajer perusahaan membutuhkan informasi akuntansi untuk pengambilan
keputusan manajerial dan bisnis. Contoh : memilih produk mana yang menguntungkan perusahaan dan memberhentikan produk yang tidak menguntungkan. Jenis Informasi yang diperlukan : catatan-catatan finansial masa lalu dan sekarang,
hasil operasi perusahaan, serta perencanaan di masa yang akan datang
          Investor tentunya dalam ekspektasi dan harapan terhadap hasil investasinya dalam bentuk hasil usaha dan keuntungan (deviden). Juga untuk memutuskan , apakah menanam modal pada suatu perusahaan tsb menguntungkan atau tidak. Jenis informasi yang diperlukan : Neraca dan Laporan Rugi/Laba

          Kreditur berkepentingan pada kemampuan bayar terhadap kewajiban perusahaan
dalam menyelesaikan pinjamannya. Jenis informasi yang diperlukan : data tentang likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.

          Pemerintah memerlukan informasi terhadap pajak dan regulasi (peraturan). Jenis informasi yang diperlukan : besarnya kewajiban pajak, data-data akuntansi yang bersangkutan dengan peraturan pemerintah yang menyangkut perusahaan.

          Analis keuangan menggunakan akuntansi untuk dasar menyatakan opini (pendapat) terhadap investasi yang akan direkomendasikan.

          Karyawan berharap ingin bekerja di perusahaan yang mampu untuk mendukung
pengembangan karir dan penghasilan yang lebih baik. Jenis informasi yang diperlukan : penjelasan tentang rencana perusahaan serta hasil yang dicapai, dan laporan tentang usaha perbaikan fasilitas kesejahteraan karyawan.\

III

Proses Akutansi



IV
Bidang-bidang Akuntansi
Akuntansi saat ini telah berkembang sangat pesat sejalan dengan perkembangan
teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Di bawah ini akan di uraikan bidang-bidang penting akuntansi :
           Akuntansi Umum dan Keuangan (General Accounting / Financial Accounting)

Bidang akuntansi yang secara menyeluruh mencakup fungsi-fungsi pencatatan
transaksi-transaksi serta menyusun laporan keuangan dari catatan-catatan tersebut.

          Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Merupakan bidang khusus akuntansi yang mencatat, menghitung, menganalisis, mengawasi dan melaporkan kepada manajemen persoalanpersoalan yang berhubungan dengan biaya dan produksi. Bidang akuntansi biaya tidak hanya menyangkut bagaimana mencatat biaya dan analisis biaya.
                       
          Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)

Merupakan bidang khusus akuntansi yang dipergunakan oleh lembagalembaga
pemerintah. Bidang ini berguna sebagai alat bagi pemerintah untuk menyelenggarakan pencatatan yang teratur tentang penerimaan dan pengeluaran dana.

          Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Akuntansi Manajemen menggunakan data historis maupun data taksiran untuk
membantu manajemen dalam operasional sehari-hari dan perencanaan operasional mendatang. Bidang ini mengolah kasus-kasus khusus yang dihadapi manajer perusahaan dari berbagai jenjang organisasi.

          Pemeriksaan Akuntan (Auditing)

Merupakan bidang dalam aktivitas akuntansi yaitu pemeriksaan secara bebas
atas laporan keuangan dari perusahaan. Ini merupakan bidang pekerjaan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan dan kemudian memberikan penilaiannya dan pendapatnya mengenai kelayakan dan kewajaran laporan tersebut. Unsur penting dari kelayakan dan kewajaran tersebut adalah menyangkut prinsip-prinsip akuntansi yang akan diterima umum.

           Akuntansi Lembaga Nirlaba (non profit motive organization)

Akuntansi yang mengkhususkan diri pada masalah-masalah pencatatan dan
pelaporan transaksi dari unit-unit pemerintah serta organisasi nirlaba lainnya, seperti : yayasan, lembaga keagamaan, lembaga amal, lembaga pendidikan dan lembaga sosial lainnya. Unsur penting dari akuntasi ini adalah sistem akuntansi yang menjamin pihak manajemen akan adanya kecocokan dengan batasan-batasan dan persyaratan lainnya yang digariskan oleh Undang-Undang, oleh lembaga-lembaga lain, atau oleh individu-individu yang menjadi donor.







Akuntansi Part 2

Posted by : Unknown 1 Comment

- Copyright © My Part Life - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -